Apa itu Cacar Monyet (Monkeypox)?
Bagaimana Gejala, Cara Penularan, Diagnosis dan Pengobatannya?
Ditulis oleh: dr.Hendrik Santoso
24 Juni 2022
Pandemi Covid-19 belum usai, muncul ancaman penyakit infeksi emerging lainnya yang bernama monkeypox atau cacar monyet. Menurut WHO, sejak 13 Mei 2022, kasus cacar monyet telah dilaporkan ke WHO dari 12 Negara Anggota yang tidak endemik virus cacar monyet, di tiga wilayah WHO. Penyelidikan epidemiologi sedang berlangsung, namun, kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak memiliki hubungan perjalanan ke daerah endemik. Per tanggal 22 Juni 2022, telah ditemukan kasus monkeypox di lebih dari 40 negara di seluruh dunia, dengan jumlah kasus konfirmasi lebih dari 3000 orang.
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Monkeypox termasuk virus zoonosis (virus yang ditularkan ke manusia dari hewan) dengan gejala yang mirip dengan cacar (smallpox), namun lebih ringan. Monkeypox tidak ada kaitannya dengan chickenpox atau cacar air.
Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit mirip cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Meskipun diberi nama “cacar monyet”, sumber penyakit ini tetap tidak diketahui. Namun, hewan pengerat Afrika dan primata non-manusia (seperti monyet) dapat menampung virus dan menginfeksi manusia. Cacar monyet manusia pertama kali diidentifikasi pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo pada anak laki-laki berusia 9 bulan di wilayah di mana cacar telah dieliminasi pada tahun 1968.
Lalu, seperti apa gejala, cara penularan, diagnosis dan pengobatan serta pencegahannya? Mari simak penjelasan mengenai Monkeypox dibawah ini.
Gejala cacar monyet
Walaupun gejala dari cacar monyet lebih ringan daripada cacar (smallpox), namun pada beberapa orang dengan sistem kekebalan yang lemah, anak-anak di bawah usia 8 tahun, orang dengan riwayat eksim, dan orang yang sedang hamil atau menyusui mungkin lebih mungkin untuk sakit parah atau meninggal.
Menurut WHO dan Kemenkes RI, masa inkubasi (waktu yang diperlukan dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6 – 13 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 – 21 hari. Masa infeksi dapat dibagi ke dalam 2 fase:
Fase akut atau prodromal (0 – 5 hari)
- Demam
- Sakit kepala hebat
- Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening) di leher, ketiak atau selangkangan/lipatan paha
- Nyeri punggung
- Nyeri otot
- Kelelahan yang terus menerus
Fase erupsi (sekitar 1 – 3 hari setelah timbul demam)
Munculnya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap. Ruam paling banyak muncul pada wajah (95% kasus), telapak tangan dan telapak kaki (75% kasus).
Ruam atau lesi ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh kecil berisi cairan bening (vesikel), lepuh kecil berisi nanah (pustula), kemudian mengeras atau krusta lalu rontok.
Pada fase yang berlangsung sekitar 10 hari ini, seseorang berpotensi menularkan penyakit ini hingga semua krusta menghilang dan rontok. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai fase erupsi ini menghilang dan rontok (memasuki fase konvalesen atau penyembuhan).
Cara Penularan
Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut. Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka/terbuka (walaupun tidak terlihat), saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut).
Cara penularan dapat melalui:
- Gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi
- Mengolah daging hewan liar
- Kontak langsung dengan cairan tubuh atau bahan lesi
- Benda yang terinfeksi (Pakaian, tempat tidur, handuk atau peralatan makan/piring yang telah terkontaminasi virus)
- Kontak langsung kulit ke kulit saat berhubungan seks, termasuk ciuman, sentuhan, seks oral dan penetrasi dengan seseorang yang memiliki gejala
Perbedaan cacar monyet, cacar air dan campak
Gejala dan Tanda | Monkeypox | Cacar Air (Chickenpox/Varicella) | Campak (Measles) |
Demam | Demam >38°C, ruam setelah 1-3 hari | Demam hingga 39°C ruam setelah 0-2 hari | Demam tinggi 40,5°C, ruam setelah 2-4 hari |
Penampakan Ruam | Makula, papula, vesikel, pustul. Jenis ruam sama pada setiap fase di semua area tubuh | Makula, papula, vesikel. Ada di berbagai fase | Ruam non vesikel pada berbagai fase |
Perkembangan Ruam | Lambat, 3-4 minggu | Cepat, tampak crops selama beberapa hari | Cepat, 5-7 hari |
Distribusi Ruam | Dimulai di kepala, lebih padat di wajah dan anggota badan; muncul di telapak tangan dan telapak kaki | Mulai di kepala; lebih padat di tubuh; tidak ada di telapak tangan dan telapak kaki | Mulai di kepala dan menyebar; dapat mencapai tangan dan kaki |
Penampakan Khas | Limfadenopati | Ruam gatal | Koplik spots |
Kematian | 3-6% | Jarang | Bervariasi |
Diagnosis
Diagnosis monkeypox berdasarkan pada manifestasi klinis, dan pemeriksaan laboratorium. Ruam dimulai dengan makula, papula, vesikel dan berkembang menjadi krusta. Ruam akan mengenai area wajah (95% kasus), telapak tangan dan kaki (75% kasus), membrane mukosa oral (70% kasus), genitalia (30% kasus), konjungtiva dan kornea (20%). Krusta akan menghilang dalam waktu 3 minggu.
Limfadenopati selama fase prodromal dapat menjadi gambaran klinis khas untuk membedakan monkeypox dengan penyakit cacar lain yang serupa, seperti smallpox, cacar air/varicella (chickenpox), dan lain-lain.
Pengobatan dan Vaksinasi
Seperti halnya penyakit virus lainnya, sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi virus Monkeypox. Pengobatan hanya diberikan secara simptomatik (meredakan gejala) dan suportif untuk meringankan keluhan yang muncul.
Vaksin yang digunakan selama program pemberantasan cacar (smallpox) memberikan perlindungan terhadap monkeypox. Vaksin baru yang dikembangkan untuk smallpox telah disetujui pada tahun 2019 untuk digunakan dalam mencegah monkeypox namun ketersediaan global masih terbatas.
Pencegahan
Slogan “Lebih baik mencegah daripada mengobati” harus selalu kita pegang teguh dalam menjaga kesehatan kita. Walaupun Indonesia belum terdeteksi penyakit monkeypox ini namun ada baiknya kita tahu bagaimana pencegahan terhadap penyakit ini.
Lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah cacar monyet:
- Hindari kontak kulit yang dekat dengan kulit dengan ruam monkeypox
- Jangan menyentuh ruam atau koreng dari penderita cacar monyet
- Jangan mencium, memeluk, berpelukan, atau berhubungan seks dengan penderita cacar monyet
- Jangan berbagi peralatan makan atau cangkir
- Jangan memegang atau menyentuh tempat tidur, handuk, atau pakaian orang sakit
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol, terutama setelah kontak dengan orang sakit
- Hindari kontak dengan hewan yang dapat menyebarkan virus monkeypox , biasanya hewan pengerat dan primata. Juga, hindari hewan yang sakit atau mati, serta tempat tidur atau bahan lain yang telah mereka sentuh
- Hindari mengonsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar (bush meat)
- Gunakan APD lengkap saat menangani pasien maupun hewan yang terinfeksi
Seseorang yang sakit cacar monyet harus mengisolasi diri di rumah. Jika mereka memiliki ruam aktif atau gejala lain, mereka harus berada di ruangan atau area terpisah dari anggota keluarga dan hewan peliharaan lainnya jika memungkinkan.
Meskipun cacar monyet hingga Juni 2022 belum ditemukan di Indonesia, tetapi tercatat sejumlah negara, termasuk negara tetangga yaitu Singapura melaporkan kejadian kasus ini. Bahkan Jaringan Kesehatan Dunia (WHN/World Health Network) yang merupakan koalisi ilmuwan independen yang dibentuk untuk mengatasi ancaman Covid-19 pada hari Kamis (23/06/2022) menyatakan wabah cacar monyet sebagai ‘pandemi’. Keputusan menyatakan wabah cacar monyet sebagai pandemi, muncul setelah 58 negara mengonfirmasi keberadaan virus dan melaporkan 3.500 kasus yang dikonfirmasi.
Apabila saudara mengalami gejala yang mengarah pada cacar monyet, terlebih setelah melakukan perjalanan di wilayah terjangkit monkeypox sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Lakukan konsultasi dengan dokter terkait pencegahan dan penanganan terbaik dengan dokter di Bethesda Medical Centre, kami siap Melayani Dengan Kasih.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Sahabat Bethesda!
Referensi:
About Monkeypox | Monkeypox | Poxvirus | CDC [WWW Document], n.d. URL https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/about.html (accessed 6.24.22).
Factbox: Monkeypox cases around the world | Reuters [WWW Document], n.d. URL https://www.reuters.com/business/healthcare-pharmaceuticals/monkeypox-cases-around-world-2022-05-23/ (accessed 6.24.22).
Kemenkes RI, 2022. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox.
Monkeypox [WWW Document], n.d. URL https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/monkeypox (accessed 6.24.22).
Multi-country monkeypox outbreak in non-endemic countries [WWW Document], n.d. URL https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2022-DON385 (accessed 6.24.22).